Peringatan International Hijab Solidarity Day (IHSD) bertujuan untuk memperingati tragedi pelarangan penggunaan hijab yang terjadi di negara-negara Eropa pada 4 September 2004. Selain memperingatinya, peringatan IHSD juga bertujuan untuk membiasakan seorang muslimah untuk mengenakan jilbab, karena itu merupakan suatu kewajiban b agi muslimah, sesuai QS.33 al-Azhab: 59.
Apalagi saat ini terdapat istilah-istilah tidak pantas bagi muslimah atas fenomena berhijab, fenomena yang paling panas ditelinga kita yaitu jilboobs. Sudahkan anda tau apa itu jilboobs? Jilboobs diambil dari kata jilbab dan boobs (payudara). Istilah ini digambarkan kepada wanita yang berjilbab tapi tidak menutup dada, bahkan bagian dada dibiarkan membentuk dibalik baju sehingga menjadi perbincangan bagi beberapa kaum laki-laki yang melihatnya.
Bagaimana menyikapinya? Pertama-tama kita kembali dulu pada konsep syar’i berpakaian sesuai syari’at. Ada tiga unsur penting yang harus kita pahami dulu sebelumnya. Pertama, tertutup. Kedua, tidak transparan (percuma jika tertuptup tapi masih tembus pandang). Ketiga, tidak membentuk.
Julukan seperti itu diupayakan untuk kita hindari karena bagaimanapun kita harus selalu memberikan dukungan terhadap upaya-upaya yang dilakukan muslimah untuk tetap berkomitmen terhadap hijab, bukan malah mencemoohnya.
Julukan seperti itu diupayakan untuk kita hindari karena bagaimanapun kita harus selalu memberikan dukungan terhadap upaya-upaya yang dilakukan muslimah untuk tetap berkomitmen terhadap hijab, bukan malah mencemoohnya.
Yang patutnya kita khawatirkan, hal ini merupakan rekayasa dari oknum-oknum pihak luar yang justru menggunakan fenomena ini untuk merusak citra Islam. Mereka mengumpulka gambar-gambar wanita berhijab yang dadanya terbentuk, lalu menyebarluaskan gambar tersebut di internet tanpa izin, bahkan me-linknya pada situs pornografi yang menampilkan perempuan dengan jilbab tapi berpose porno.
Sesuatu yang jelas-jelas merupakan pelecehan agama dan seharusnya ditolak.
Namun di sisi lain, kita ambil sindiran jilboobs sebagai sebuah motivasi melakukan introspeksi. Muslimah yang menutup aurat barangkali bisa mempertimbangkan menyempurnakan busana muslimahnya daripada menjadi korban fitnah karena foto-fotonya yang diupload di media sosial dimanfaatkan untuk situs yang melecehkan Islam dan perempuan. (Akha)
Namun di sisi lain, kita ambil sindiran jilboobs sebagai sebuah motivasi melakukan introspeksi. Muslimah yang menutup aurat barangkali bisa mempertimbangkan menyempurnakan busana muslimahnya daripada menjadi korban fitnah karena foto-fotonya yang diupload di media sosial dimanfaatkan untuk situs yang melecehkan Islam dan perempuan. (Akha)