Minggu, 12 Juli 2015

Semarak Ramadhan bersama Fki Al-Azzam

 

Islamic Culture Festival, acara yang diselenggarakan UKMF Fki Al-azzam ini digagas untuk ikut serta meramaikan Diesnatalis FISIB dengan mengangkat tema “Membangun Peradaban Islam dengan Budaya Keilmuan”, dimana UKMF lain yang ada di FISIB juga turut mengadakan acara dengan kegiatanya masing-masing. Karena Fki Al-Azzam UKMF keislaman di lingkungan FISIB, Fki Al-Azzam mengadakan beberapa acara seperti:

Pertama, Khotmil Qur’an dan istighasa bersama warga FISIB yang dihadiri wakil dekan, beberapa dosen, mahasiswa dan karyawan yang ikut serta menyukseskan acara tersebut. Diakhir acara ditutup dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.

Kedua, Tilawah on The Gardenyang diselenggarakan pada tanggal 25 juni 2015 diikuti semua anggota Fki Al-Azzam dan mahasiswa lain, dimana setiap orang membaca satu juz dengan duduk milingkar di taman kampus. Tempat terpisah antara peserta ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan). Karena mamusuki bulan ramadhan acara diakhiri dengan buka bersama.

Terakhir, acara seminar dengan mengagas tema “Mengatasai masalah tanpa masalah”. Dimana acara ini termasuk puncaknya acara  dalam salah satu rentetan  acara IFCest (Islamic Festival Culture). Terlaksana tanggal 26 juni 2015 di gedung Auditorium, dihadiri badan kelengkapan mahasiswa FISIB dan mahasiswa umum dengan total peserta kurang lebih 100.

Acara berjalan dengan lancar, dengan mengahadirkan pemateri dari kota Malang tersebut cukup menghipnotis para peserta dari beberapa materi yang disampaikan. Tidak lupa juga dengan adanya sesi tanya jawab semakin membuat pembahasan semakin menarik.

Abu Haidar selaku pemateri menjelaskan bahwa tujuan puasa sendiri yaitu untuk taqwa, selain itu puasa memiliki banyak keutamaan diantaranya segala do’a dikabulkan asalkan dalam kebaikan dan waktu yang paling bagus untuk berdo’a ketika hendak berbuka puasa.

Seminar kali ini sangat berkesan ditambah dengan materi yang mudah dipahami dan diaplikasikan dalam keseharian. Dapat juga meningkatkan iman di bulan yang penuh berkah untuk lebih dekat lagi dengan Sang Pencipta. (*ani)

Rabu, 01 Juli 2015

Esensi Nikmatnya Mereguk Ilmu Pengetahuan


Juara Kedua
Oleh : Halima (Sastra Inggris)
Warisan sejati yang dinamakan “peradaban Islam” eksis di satu tempat dan hanya di
satu tempat: yaitu Qur’an. Kelebihan seorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah
seperti bulan purnama terhadap seluruh bintang-bintang di langit (Hadist Rasulullah
SAW)”. Pernah ada suatu masa ketika kaum intelektual muslim berjaya dan membawa begitu banyak pencerahan kepada dunia. Peradaban Islam yang agung pasca-wafatnya Nabi Muhammad SAW mencapai puncaknya pada Kekhalifahan Abbasiyah yang bahkan pernah disinggung banyak ahli Barat termasuk Henry S. Lucas, sebagai periode yang paling makmur
dalam sejarah umat manusia hingga saat itu”, telah melahirkan banyak pemimpin besar seperti Harun Al-Rasyid (763-809), Al-Ma’mun (786-833) yang mampu menggabungkan antara tradisi ilmu pengetahuan dan keluhuran moral yang kesemuanya berlandaskan AlQuran. Dari beberapa pemimpin yang terbaik pernah dimiliki umat Islam tersebut, lantas intelektual besar muslim bermunculan seperti Al-Khawarizmi (penemu Aljabar atau Algebra dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan melalui bukunya Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabala); AlKindi (tokoh awal yang memopulerkan ide-ide Aristoteles dan Plato); Ibn Sina/Avicenna (Bapak Ilmu Kedokteran Modern yang bukunya Al-Qanun Al-Tibb dipakai selama 700 tahun di Eropa zaman pertengahan); Al-Battani (850-923 M) sebagai orang pertama yang berhasil menghitung panjang satu tahun matahari yakni 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik; ataupun sederet nama besar ilmuwan muslim lainnya yang turut memberikan wawasan besar bagi khazanah ilmu pengetahuan dunia pada masa waktu itu. Jadi apa esensi jika dikaitkan dalam konte kuks nasional atu ke-Indonesiaan? Tentu sangat esensi. Bangsa Indonesia adalah salah satu populasi ,uslim yang terbanyak di dunia. Sungguh sangat memiliki tanggung jawab besar sekali secara tidak langsung. Oleh karena itu, sangat penting di perlukan kepemimpinan Islami yang kuat, tidak hanya secara tata bahasa dan alangkah baiknya lebih baik perbuatannya yang lebih diutamakan. Perbuatan seorang pemimpin Islam adalah seseorang yang mampu mengetahui apa isi-isi Al-Qur’an ke dalam tindakan nyata yaitu melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Karena Al-Qur’an adalah buku ilmu yang sangat lengkap. Di dalamnya banyak memberikan yang besar apa pentingnya ‘ilm (ilmu). Bahkan ayat yang pertama kali diturunkan berbunyi Iqra’ bismirabbika (Bacalah, dengan nama Tuhanmu). Keutamaan menguasai ilmu ini sebenarnya banyak dibahas melalui Hadis Rasulullah SAW seperti belajarlah sampai ke negeri Cina, tinta seorang sarjana lebih suci daripada
syuhada”, “mencari pengetahuan wajib hukumnya bagi seorang Muslim”, , ataupun “saat
seorang alim bersandar di tempat tidur untuk memperdalam ilmunya adalah lebih baik
daripada ibadah seorang hamba, selama enam puluh tahun”. Bahwasannya ini menunjukkan Islam sangat menjunjung tinggi dan menghargai ilmu pengetahuan, yang dalam sejarahnya mampu membawa Islam berjaya di masa terdahulu. Akan tetapi, hal ini yang sangat dilupakan umat muslim sebagai pemeluk agama mayoritas di Indonesia. Kepemimpinan nasional saat inibenar-benar nyaris meniadakan keutamaan ilmu pengetahuan, mengingat dengan materi dan kekuasaan yang sangat dinomorsatukan. Sebuah penghormatan terhadap ilmu pengetahuan sudah dijelaskan pula oleh filsuf muslim, Ibn Rusyd, yang memperkenalkan teori The Double Truth Doctrine yakni dua kebenaran yang tak terpisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan atau sains. Keduanya dapat berjalan beriringan dan tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sekaligus menjelaskan mengapa banyak fenomena alam, sains, dan pengetahuan yang sejatinya sudah dijelaskan secara kupas tuntas oleh Al-Qur’an. Dalam essay ini, urgensi pemimpin yang mampu memadukan keduanya sangat diperlukan untuk membawa Indonesia ke tempat yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Apalagi pemimpin yang menjalankan negara dengan nilai-nilai Qur’ani dan memberikan perhatian yang besar kepada pengembangan ilmu pengetahuan. Pepatah bijak mengatakan
tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Akhir kata, essay di atas tidak bermaksud untuk membangkitkan romantisme sejarah Islam masa lalu yang amat megah, meskipun itu sebuah realitas sejarah yang benar-benar terjadi. Namun, di balik sejarah kita selalu dapat memetik sebuah pelajaran yang amat berharga sekali. Diharapkan umat Islam di Indonesia dapat berintrospeksi serta menyadari potensinya untuk kembali menjadi umat berkualitas di tengah-tengah lemahnya pengetahuan dan kemerosotan moral (perilaku) ini. Bangsa Indonesia sangat dan amat rindu akan nikmatnya menguasai ilmu pengetahuan dan di saat yang sama rindu kembali kepada nilai-nilai Ilahi yang ada dalam Al-Qur’an. Ya, barangkali itulah esensi nikmatnya mereguk ilmu pengetahuan.

Islam dengan Perkembangan Teknologinya


Juara pertama
Oleh : Siti Putri Masyuni (sastra Inggris) 
Apakah sebenarnya tujuan hidup kita? Sudahkah kita mendapatkannya dikehidupan sekarang? Sebenarnya islam telah banyak mengajarkan banyak hal dalam kehidupan termasuk juga tentang kemajuan teknologi. Dulu ketika dunia Islam mengalami masa kemajuan dan kegemilangan, banyak kaum pelajar dari negara barat yang belajar pada perguruan Islam, sebab mereka menyadari bahwa ilmu teknologi yang dimiliki Islam lebih maju dibandigkan miliknya. Dari hasil itulah pelajar-pelajar barat berusaha untuk menjatuhkan Islam disegala bidang termasuk dibidang teknologi. Sehingga hampir setiap tahunnya negara-negara barat berlomba lomba menciptakan inovasi-inovasi terbaru. Tetapi dalam penggunaan teknologi sering disalahkan oleh penggunanya. Sehingga, setelah bertahun- tahun, akhirnya umat Islam menyadari akan kemundurannya dan mencoba untuk bangkit dalam bidang apapun termasuk juga bidang teknologi. Jadi, essai ini akan focus pada teknologi dalam peradaban Islam. Sejak Islam mengalami kemunduran di segala bidang, kini mereka mencoba untuk bangkit atas ketertinggalannya. Mereka juga sadar bahwa untuk mengatasi kekuatan luar ( Negara barat) tidaklah mudah tanpa dengan jalan memperkuat keyakinan serta semangat ummat. Sehingga, dengan adanya teknologi yang modern Islam mencoba memanfaatkannya dengan benar. Contohnya saja seperti menyiarkan agama Islam dengan televisi. Bahkan, adanya jejaring sosial juga dapat memudahkan pesyiar agama Islam sehingga kita bisa dengan cepat mendapatkan apa yang disyiarkan. Tidak hanya itu, munculnya teknologi internet juga dapat memudahkan para pelajar muslim mendapatkan ilmu dengan cepat entah itu ilmu agama, ilmu pengetahuan bahkan ilmu astronomi sekalipun. Meskipun terkadang umat Islam saat ini memang ada yang mencoba memisahkan antara perkembangan teknologi dengan ajaran Islam. Maka salah besar, Islam juga berperan besar dalam kemajuannya, pengembangannya, sampai pada pengawasannya. Salah besar jika kita meganggap teknologi bukan bagian dari Islam ataupun Islam tidak membahas mengenai teknologi. Karena semua sumber teknologi berasal dari ajaran agama Islam. Sehingga dari penjelasan sebelumnya bahwa Islam memang benar mendapat andil dalam penciptaan maupun penggunaan teknologi. Ini adalah salah satu kesempatan untuk pelajar muslim ataupun masyarakat muslim lainnya dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi. Dengan demikian kita bisa mensyiarkan segala macam bidang ilmu terutama ilmu ilmu yang berbasis keislaman. Bayangkan saja jika kita mengabaikannya, kita akan jauh tertinggal dengan negara-negara barat dan mungkin akan ada banyak hal yang kita tidak inginkan seperti apa yang dilakukan negara barat dulu terhadap Islam. Jadi untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam peradaban Islam kita bisa membuat sarana seperti organisasi keislaman, sehingga kita bisa bertukar ilmu untuk memajukan agama Islam di Indonesia maupun di kancah dunia.